Take a look at me so you can see how beautiful you are- Secondhand
Serenade
13 September 2013
Teruntuk,
Hati yang masih setia
menanti.
(pic by: tumblr)
Benarkah? Apa
yang kau rasakan saat ini mampu membuat hatimu tak gundah? Atau salah? Apakah
semua hal yang kau lakukan untuknya sedang terasa salah? Memang susah. Kita tak
jua berhasil menemukan denah, denah hatinya untuk mencapai titik dimana semua
akan menjadi sah. Ingin marah? Hah, tak akan ada yang bisa mengerti seberapa
kita lelah, lelah atas keadaan yang menuntut kita untuk selalu mengalah. Juga
mengalah pada keadaan hingga akhirnya menyerah dan kalah.
Pernahkah kau
bertemu dengannya di jalan yang sama, lalu pura-pura tak melihatnya? Dan
sekedar berharap dia datang dan menyapa? Haha, aku pernah mengalaminya. Walau
pun pada akhirnya dia hanya lewat begitu saja, hehe.
“ Karena cinta
tak hanya diukur dengan kata, namun juga peduli dan pengorbanan yang nyata.” –
BRMH. Bhismo Srenggoro Kuntonugroho. Ya, kata tak cukup untuk mengungkapkan
segalanya, perlu tindakan yang nyata untuk menjadikannya lebih sempurna.
Cukup, tidak
perlu menuntut orang itu untuk lebih peka, mungkin saja pertandamu yang tidak
terbaca. Siapa sangka?
Teruntuk,
Hati yang masih setia
kunanti.
(flower by: Karina Savitri Dewi)
Ada
ragu yang belum berlalu, ada juga rasa yang tak mau hilang darimu. I keep
asking my self ‘ Why you?’ but my heart keep saying “ Its fine ur feeling is
true.” Terimakasih telah mengajak raguku hari itu.
Tak
ada yang perlu disesali, meski beberapa kejadian yang telah terekam ingin
benar-benar kuhapus dari memori. Ada rasa kecewa yang menanti, namun di
sampingnya ada bahagia yang mendampingi. Biarkan semua ini bisa menjadi waktu
yang akan sangat kuhargai ketika aku sudah bersandar kepada seseorang suatu
saat nanti.
Mungkin saat ini hanya kata yang
mampu kau percayai, tapi ijinkanlah aku mengganti mereka suatu hari.
Maaf,
bukan maksudku tak mau berbicara padamu lagi, tapi ingatkah waktu aku
mengajakmu berbicara terakhir kali? Kau menjawab begitu singkat lalu pergi. Mungkin
spekulasiku salah dalam hal ini, ia menyimpulkan terlalu dini, karena pada saat
itu aku berpikir bahwa kau tak mau berbicara padaku lagi.
Ketika bertatapan, rasanya selalu
ada rintik hujan yang menyejukkan.
Lalu
cahaya datang dan mereka terbiaskan begitu sempurna. Ada pelangi di matanya,
itulah mengapa tak pernah jenuh aku memandangnya. Ada, ada yang tak biasa,
ketika kita bertemu di jalan yang sama dan mata kita terkoneksi seketika. “ Kau terlihat luar biasa.” Entah perasaanku
saja, atau mataku yang mulai terpengaruh rasa.
Ada senyum yang
tersembunyi ketika tahu bahwa kau berangkat begiitu pagi. Ada bahagia yang
tersirat ketika jarak kita begitu jauh namun kau masih bisa dengan jelas
terlihat. Ada senja yang tak hilang meski malam datang, ada juga bintang yang
tak pergi meski siang menghampiri.
“ Tidakkah
serupa angkasamu? Rasa berkata tiada gentar. Langit yang menaungi kita satu.” –
Apik Mustika Buana. Adakah kau rasa langit yang kita diami berbeda saat jarak diantara kita masih bisa dihitung lewat
pandangan mata?
Entahlah, tapi
apa yang kau lakukan entah sengaja atau tidak begitu tepat, meski hatimu tak
jua kudapat. Namun, terimakasih untuk tetap menjadi hebat.
23 September 2013
Memalukan, atas
semua hal yang selama ini aku lakukan tanpa tahu bahwa hatimu telah bertuan.
Dia tau, sejak
dulu. Sejak awal aku mengenalmu, sejak awal aku mulai menyadari bahwa itulah
‘kamu’. Lebih dari setahun yang lalu. Namun sekarang.. Haha, lucu. Dan dengan
bangganya dia menceritakan hal-hal mengagumkan tentangmu. Cukup, aku sudah tau.
Harus menjauh
lagi, tak sekedar mengambil beberapa langkah kembali, namun berbalik arah lalu
berhenti. Katakan padaku seberapa harus aku menahan diri.
I know that I can't make you stay, but I
would give my final breathe to make you understand how beautiful you are-
Secondhand Serenade, “Stranger”.
Tertanda,
Rizky Amalia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar