Senin, 03 Juni 2013

Beranjak? Berpijak?

Beranjak?
Dalam kata, kau hampir menghapus semua. Tidakkah sejenak kau memikirkannya?


Aku tidak belum merelakan airmata, terjatuh untukmu begitu saja, milikku berharga. Karena tidak dalam sapa, tidak juga dalam kata.. yang kau bahkan mungkin tak mengiranya. Sesuatu yang mungkin tak berharga disana, bisa jadi penuh arti disini.


Jangan biarkan terlalu lama menjadi tanda tanya. Matahari masih terang diangkasa, nanti bisa menguap begitu saja dan kau tak bisa melihat indah biasnya. Terkadang kau harus menghapusnya dan menggantinya dengan yang baru. Orang tak bisa memahami cara berpikirmu semudah itu, kau harus sedikit mengungkapnya, padaku juga mungkin?

Aku memang tak berhenti menjadi ‘Pengagum Setia’mu. Namun kini, kau berjalan terlampau cepat. Dan tanda tanya yang kau jatuhkan tiap derap membuat langkahku semakin melambat. 
Terimakasih untuk berhenti memainkan prasangka dan menulis intuisi. Membunuh intuisi, bukankah harusnya kau hidupkan “pasti”. Aku menunggunya.

Oh, maaf.. lagi-lagi aku terlalu percaya pada sesuatu yang entah tanpa alasan yang kuat. Ya, salahku untuk terlalu percaya dan terlalu peduli. haruskah tetap berpijak?


Berpijak?
Your world.”

Dalam diam kau mengajari, bahwa langit luas dan aku harus menyadari.

Dalam sepi kau membuatku mengerti, bahwa dalam ‘mimpi’ tak pernah ada kata pasti.

Dan dalam rindu yang yang kau tinggal pergi, kau menyisipkan terka penuh arti.

Aku memang tak selalu memikirkanmu, karena kau datang dan tak pernah berlalu.

haruskah mulai beranjak?


teruntuk : 9.2
bahagia kamu semangat gitu.

R. Am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar