Kalau
mendengar suaramu ibarat setetes air, aku berharap disisa waktuku adalah hujan.
Kalau
kata yang kau lontarkan untukku adalah partikel cahaya matahari, aku merelakan
malamku terang tersinari.
Kalau
saja detik tiap mata kita terkoneksi adalah atom yang bergerak bebas, aku akan
selalu berada di tepian pulau dimana udara memiliki kekuatan terbesarnya.
Kalau
melihatmu tertawa bahagia adalah batuan yang terlapukkan, aku akan mencari
tanah untuk kakiku terpijakkan.
Kalau
kamu menyempatkan berhenti berlari, lalu
kembali untuk menjemputku, pasti rasanya tak akan sebegitu pilu.
Kalau
saja aku tak menuliskan ‘teruntuk : kamu’ disini, masih seberapa yakin aku
menulisnya untukmu?
R.Am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar