Say something, I’m giving up on you-A Great Big World
(pic by: tumblr)
Ada kata yang
tak terucap. Ada kecewa yang tak terungkap. Ada harap yang masih terbungkap. Ada
rasa yang mengganggu tapi belum mau berlalu. Ada juga bait-bait yang masih memilih
bersembunyi.
Ada bait-bait tersembunyi di sisi hati yang masih tersusun
begiiiitu rapi, dan hingga kini tak jua segera terucap hanya karena aku tak
cukup berani. Tak berani karena takut engkau tak peduli dan tak berani karena
takut jawabannya tak seperti yang dinanti.
Ya, sebagian
besar dari bait itu berakhir dengan tanda tanya, tanya atas keingintahuan hati
atas semuanya. Tapi kubiarkan saja. Aku baik-baik saja. Kurasa perlahan waktu akan mengungkapnya,
atau mungkin bila kau berkenan untuk mendahului waktu, aku akan dengan senang
hati mendengarkannya.
Kembali pada
dasarnya, kita akan mendapatkan apa yang kita butuhkan bukan yang kita
inginkan.
Derap harap
yang tak terucap menyekapku dalam gelap. Aku tahu, aku memang tak sigap. Tak sigap
dalam mengolah hati dan sikap. Tapi apa daya, saat itu aku sudah kalap, dan berdiri
sendiri dalam senyap. Pada saat itu, aku benar-benar tidak siap.
Mengembangkan harapan
terlalu tinggi adalah sebuah kesalahan, dan berharap tanpa berucap juga sebuah
kesalahan. Jangan salahkan siapapun, itu kesalahan kita sendiri. “Because every
too much will hurt you so much.”
(pic by: tumblr)
Taukah bila
ditengah badai(mata badai) adalah sebuah area yang aman dan hangat? Itu benar adanya.
Saat kau
hadir, aku seperti berada dalam mata badai. Tepat berada di tengah-tengah badai
hebat. Tapi di sini hangat, tenang, dan nyaman. Hingga karena suatu alasan kau
memintaku pergi dari tempat itu dan keluar dari sana untuk tempat yang lebih
baik. Itu artinya aku harus menerjang badai. Ya, dan aku melakukannya. Ikhlas? Tentu
saja. Sulit? Memang. Tak apa, karena pada dasarnya aku hanya ingin menjadi
teman yang baik:) tapi sayangnya, hingga
saat ini badai ini belum berujung, teman.
My biggest
mistake of this storm was to lean on you, thats why I often say sorry. Sorry.
Tertanda,
Rizky Amalia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar