Is that too much that I'm asking for?- Avril Lavigne
Kata bisa menyampaikan
segala rasa, bisa juga menjadi sebuah alasan dari sebuah perasaan. Terkadang,
kata bisa menjadi penembuh luka, pelipur lara, pembuat bahagia dan penghadir
tawa. Namun, terkadang pula katalah yang menjadi alasan atas jatuhnya air mata
dan hadirnya sebuah luka.
Hari ini, kata
berhasil menggoreskan sebuah luka.
Jalan berpikirmu
mungkin benar, tapi menurutku caramu kerilu. Benar-benar keliru. Aku mengatakan
‘caramu keliru’ bukan berarti menyalahkan caramu. Hanya memberitahu dari sisi
yang mungkin tak kau pandang. Tidakkah terlalu tiba-tiba? Tidakkah terpikir
untuk melakukannya perlahan? Tidakkah kau memikirkan waktunya? Disaat kau tau
sedang terjadi sesuatu padaku. Andai kau membiarkanku menyelesaikannya satu
per-satu dulu, mungkin responku tidak senegatif ini. Tapi sudahlah, lupakan andai, semua sudah terjadi dan tak
akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi.
Datanglah jika
suatu hari engkau perlu, lalu pergilah jika engkau memang mau dan lakukan semua
sesukamu. Jika aku bisa menghadapi semuanya, bukankah aku akan menjadi manusia
luarbiasa?
Maaf, sungguh maaf.
Aku juga hanya manusia biasa yang tidak mudah menerima bila ada masalah
bertubi-tubi dating seketika. Maaf, sungguh aku meminta maaf. Aku hanya manusia
biasa. Mengertilah, kau bahkan tidak memberiku waktu untuk berbicara ataupun
sekedar mengerti. Aku hanya tau hasil dari keputusanmu; sepihak. Maaf, sungguh
aku meninta maaf sekali aku tidak akan pernah bisa menjadi teman yang baik. Tenang,
kau hanya perlu memberiku waktu entah sedikit atau banyak, aku akan
menyesuaikan jalan pikiranmu.
Mungkin hanya
beberapa yang akan mengerti mengenai ini, tak apa. Maaf ini hanya sedikit
luapan emosi dari seseorang yang sama sekali tak berarti. It’s my own mistakes, not yours.
Tertanda,
Rizky Amalia.
Quizas quizas quizas
BalasHapusMaaf, maaf, maaf. It's not ur mistakes, but mine. I'm really really sorry... :'( :'(
BalasHapus