Aku bukanlah pencuri. Aku hanya mengambil segelintir mimipi yang telah lama
kau nanti-nanti. Mengabaikan seberapa sulit kau sampai di titik ini. Hanya ku
ambil lalu ku bawa pergi. Ingin saja mengetahui, bagaimana reaksimu bila
terjadi hal seperti ini.
Aku bukanlah pendusta. Aku hanya
mengirimkan kabar-kabar miring kepadamu. Membiarkan telingamu terasa panas akan
cerita yang kau anggap baru. Padahal tidak pasti benar begitu. Namun kau
memilih untuk membiarkan para isu mengganggu isi otakmu.
Aku bukanlah penghancur. Namun
aku bisa merobohkan dinding pikiran yang kau bangun kuat-kuat. Dengan bantuan
para angin yang lewat dan waktu yang selalu bersahabat. Hanya ingin melihat,
apakah kau tanggap keadaan darurat atau kau hanya duduk menunggu dinding yang
sekarat.
Aku bukanlah penipu. Aku hanya
memberimu hal-hal semu. Hal yang mampu membuatmu tertawa sampai berseru dan
sampai membuatmu berlutut menahan haru. Ingin saja tahu, apakah kau teralihkan
dengan hal seperti itu atau kau tetap kuat pada tujuanmu.
Aku bukanlah perampas. Aku hanya
mengambil beberapa kesempatan yang kau miliki. Tentu tanpa kau sadari. Lalu kau
berteriak dalam hati bahwa hidupmu memang sial sekali. Maaf bukannya kau tak
pantas mendapat kesempatan ini. Hanya ingin mencari, mencari tau sebagaimana
kau menghargai setiap kesempatan yang kau lewati.
Aku bukanlah pembenci. Aku hanya
menyisipkan kesalahan-kesalahanmu di saku orang-orang di sekitarmu. Membiarkan
semua orang tahu apa keburukanmu. Membiarkan orang-orang membicarakan keburukan
di belakangmu. Membiarkan orang-orang bermuka dua bersliweran di depan matamu. Membiarkan kau tahu bahwa tak selamanya
manusia berkata apa yang ada di dalam hatinya.
Aku bukanlah penyiksa. Aku hanya
mengambil sebilah pedang dan menyayatkannya di tubuhmu. Kau tetap terluka
walaupun tak ada darah setetes pun jatuh dari kulitmu. Hanya ingin tahu apakah
kau akan menyerah akan sebuah luka yang tak bisa kau lihat adanya, atau tetap
percaya bahwa setiap hal yang terjadi pasti ada alasan dan manfaatnya.
Aku bukanlah penguji. Aku hanya
tau waktu yang tepat untuk menjatuhkanmu berulang kali. Melihatmu tak sanggup
lagi berdiri. Bahkan terkadang tak ada teman yang mau datang menghampiri. Haha.
Kasian sekali.
Siapakah
aku? Yang pasti kalau bukan karena aku, kau tak akan sehebat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar