(pic
by : tumblr)
Satu.
Kini akhirnya aku sampai juga di depan pintu. Sebenarnya tak ingin aku
berpindah dari hati itu, tapi rasa sakit yang ku alami sudah sebegitu. Jadi,
kini aku memutuskan untuk pergi dari situ. Aku melangkahkan kaki ke arah yang
tak tentu. Aku hanya akan menunggu waktu, hingga langkah kaki ini membawaku ke
sebuah hati baru yang akan menjadikanku seorang ratu.
Dua.
Dia terlalu banyak menimbulkan cua. Awalnya aku biasa saja tapi akhirnya hatiku
lelah jua. Hingga kini aku lebih memilih meninggalkan semua. Meski kini rasaku
padanya sudah semakin menua, daripada bertemu lagi dengannya aku lebih memilih pergi
ke lain benua.
Tiga.
Dulu, dialah orang yang selalu berhasil membuatku semalaman terjaga. Menguntai
rindu dan menyemai hati dengan semua praduga. Hingga harapan yang ku terbangkan
padanya sudah tak terhingga. Namun, kini akhirnya aku sadar juga. Bahwa cerita
ini adalah sebuah cerita cinta segitiga. Ah, dia memang begitu tega.
Empat.
Kini hatiku sudah tak lagi memiliki tempat, untuk menaruh semua rasa dan
berpegang padanya erat. Aku sudah tak ingin berdebat, aku yakin meninggalkan
rasaku padanya di sini adalah suatu keputusan yang tepat. Tak apa, cepat atau
lambat hatiku akan memiliki tempat yang baik untuk mendarat.
Lima.
Kurasa aku sudah berjalan cukup lama, mencoba mencari hati baru dan
menghilangkan semua trauma. Aku merindukan seseorang yang membuatku merasa
hangat saat bercengkerama. Aku juga merindukan sesosok manusia yang akan dengan
senang hati menerima, semua hal tentangku, jalan pikiranku, dan rasaku yang
terkadang jauh lebih rumit daripada logaritma.
Enam.
Sejak aku meninggalkan hatinya kini terhitung sudah puluhan kali matahari terbenam,
tapi rasa sakit karenanya masih terus saja menghunjam. Aku sungguh tidak
dendam. Hanya saja saat di dalam hatinya terlalu dalam aku menyelam. Hanya saja
aku sedikit menyesali mengapa di hatinyalah rasa ini kutanam.
Tujuh.
Seseorang yang awalnya ku kira acuh, kini datang dan menenangkan hatiku yang
masih dalam gemuruh. Apakah hatinya adalah tempat yang tepat dimana rasa dan
percayaku ku taruh?
Delapan
dan sembilan. Orang ini datang membawa harapan, dan entah kenapa saat
bersamanya aku merasa begitu nyaman. Dia bagai pelangi yang muncul setelah
hujan, menjadi secerca bahagia setelah adanya semua kesedihan. Dia selalu
berhasil mengusir bosan dengan semua tawa dan candaan. Lucu bukaan? Dia datang
dan menata hatiku yang sempat tidak karuan. Dia menunjukkan jalan dan selalu
mengatakan “Ada aku, semua akan aman.” Kalau
kau ingin membawa hatiku kemana pun engkau berjalan, silahkan, aku sama sekali
tidak keberatan.
Sepuluh.
Untuk engkau yang kini berhasil membuat hatiku begitu teduh: terimakasih telah
membuat sembuh luka dulu saat aku terjatuh. Kumohon jangan lagi menjauh, karena
kau telah benar-benar berhasil membuat hatiku luluh. Di hatimulah kini aku
bersimpuh, sungguh kini aku telah bahagia karena kaulah yang selalu membuat
hariku begitu utuh.
Tertanda,
Rizky
Amalia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar